0
Makalah Tentang Masjid
Posted by Unknown
on
11.25
in
Tutorial Blog
1.
PENDAHULUAN
Mesjid
secara bahasa adalah tempat untuk bersujud, untuk menyembah kepada allah. dari
pengertian diatas maka mesjid harus digunakan untuk beribadah kepada Allah, dan tidak diperbolehkan
digunakan untuk berbuat dosa kepada Allah SWT.
Apabila
Mesjid digunakan untuk hal-hal yang tidak dianjurkan oleh islam seperti
berjudi, main kartu, berkumpul yang hanya membicarakan orang, dan lain
sebagainya. Lalu bagaimana kalau Mesjid dibuat untuk kantor, jalan, atau
gereja yang jelas-jelas menyembah selain Allah dimana hal itu berarti
mersekutukan allah? Berbuatan itu adalah dilarang. Jangankan mengganti
fungsi masjid menjadi gereja, membangun gereja di dekat masjidpun tidak boleh,
seperti halnya di jakarta, yaitu mesjid istiklal, yang didekatnya terdapat
gereja,sebenarnya tidak boleh karena hal ini menyangkut syariat islam.
Mesjid sebagai tempat yang paling sentral bagi umat islam,
yang hampir semua kegiatan utama umat islam, seperti shalat lima waktu, shalat
jum’at, pengajian,dan lain sebagainya, yang seharusnya kita menjaganya dari
hal-hal yang akan merusaknya. Dalam makalah ini akan dijelaskan Definisi Masjid, Sejarah Masjid, Adab Dalam Masjid, dan Cara-cara Memakmurkan Masjid.
A.
DEFINISI MASJID
Definisi atau pengertian masjid dapat ditinjau dari sisi
bahasa dan istilah (syari'at) sebagai berikut :
1.
Bahasa
Masjid berasal dari kata sa-ja-da (ﺪﺠﺳ) yang artinya
bersujud. Kata masjid ( َﻣ ﺪِﺠْﺴ ) adalah isim makan bentukan
kata yang bermakna tempat sujud. Sedangkan masjad (ﺪَﺠْﺴَﻣ)
adalah isim zaman yang bermakna waktu sujud. Yang dimaksud dengan
tempat sujud sesungguhnya adalah shalat, namun kata sujud yang digunakan
untuk mewakili shalat, lantaran posisi yang paling agung dalam shalat
adalah posisi bersujud.
2.
Istilah
Sedangkan secara istilah, ada beberapa definisi
yang diajukan para ulama.
2.a. Menurut An-Nasafi
An-Nasafi menyebutkan di dalam kitab tafsirnya bahwa
definisi masjid adalah :
Rumah
yang dibangun khusus untuk shalat dan beribadah di dalamnya kepada Allah.
2.b. Menurut Al-Qadhi Iyadh
Al-Qadhi Iyadh mendefinisikan bahwa masjid adalah :
Semua
tempat di muka bumi yang memungkinkan untuk menyembah dan bersujud kepada
Allah.
Hal
itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW :
Dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”Dan telah dijadikan seluruh permukaan bumi ini sebagai
masjid dan sarana bersuci dari hadats.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2.c. Menurut Az-Zarkasyi
Sedangkan Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa secara ‘urf
masjid adalah :
Tempat
yang diperuntukkan untuk dilaksanakannya shalat fardhu lima waktu, juga
tempat berkumpulnya pada hari raya.
2.d. Menurut Al-Barakati
Namun definisi Al-Barakati tentang masjid sedikit
banyak telah memberikan batasan yang pasti, yaitu :
Tanah
(tempat) yang dijadikan oleh pemiliknya sebagai masjid, dengan ikrar : Aku
jadikan tempat ini sebagai masjid, dimana jalannya disiapkan dan
dikumandangkan adzan di dalamnya.
Dari semua pendapat tentang definisi masjid di
atas, sebenarnya kita masih belum mendapatkan takrif yang sempurna
(jami’) dan garis yang tegas (mani’).
Masjid
atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat
sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau.
Selain tempat ibadah masjid juga merupakan
pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar,
diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di
Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam
aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Asal Usul Sejarah Masjid Secara Umum
o
Masjid berarti tempat
beribadah.
o
Akar kata dari masjid
adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk.
o
Kata masjid sendiri berakar
dari bahasa Aram.
o
Kata masgid (m-s-g-d)
ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi.
o
Kata masgid (m-s-g-d) ini
berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".
o
Kata masjid dalam bahasa
Inggris disebut mosque.
o
Kata mosque ini berasal
dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol.
o
Sebelum itu, masjid juga
disebut "Moseak", "muskey" , "moscey" , dan
"mos'key".
Diduga kata-kata ini
mengandung nada yang melecehkan.
Contohnya pada kata
mezquita yang diduga berasal dari kata mosquito.
Tapi, kata mosque kemudian
menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Menara-menara, serta kubah masjid yang besar,
seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan.
Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun
terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang
Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid perlahan-lahan
mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern.Untuk melihat
keindahan - keindahan Masjid , dibawah sendiri.
MASJID PERTAMA
Jauh sebelum Islam
berkembang menjadi agama besar pada zaman Nabi Muhammad
SAW, telah lahir para nabi dan rasul yang
mendahuluinya.
Pada periode ini pula telah
dibangun sebuah masjid pertama kali di dunia. Yaitu Masjidilharam pada zaman Nabi Ibrahim
alaihi salam (As). Namun masjid pada masa itu tidak seperti bangunan sekarang
yang lengkap dengan menara dan bangunan megah lengkap dengan tiang-tiang besar.
Masjid pada waktu itu hanya
berupa tempat lapang dengan batas-batas tertentu yang digunakan untuk beribadah
dan bermunajat kepada Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan
“Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, ia berkata:
Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
masjid yang pertama kali dibangun?
Maka Rasulullah SAW menjawab:
“Masjid Al Haram”
Kemudian aku bertanya lagi: Kemudian masjid
apa lagi?
Rasulullah SAW menjawab:
“Masjid Al Aqsha”
Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: Berapa
jarak antara keduanya?
Rasulullah SAW menjawab:
“Empat puluh tahun.” (HR. Bukhori 6/290-291;
Muslim No. 520)
Sebagian orang berpendapat bahwa yang
membangun Masjid Al Aqsha adalah Nabi Sulaiman bin Dawud.
Namun pendapat ini perlu dipertanyakan karena
jarak masa hidup antara Nabi Sulaiman dengan Nabi Ibrahim lebih dari 1.000
tahun.
Berdasarkan perhitungan dari hadits di atas,
kuat dugaan Nabi Sulaiman bukanlah orang yang mendirikan Masjid Al Aqsha, dia
hanya memperbaikinya saja.
Sedangkan nabi yang mendirikan Masjid Al
Aqsha adalah Nabi Ya'qub bin Ishaq, setelah Nabi Ibrahim mendirikan Kakbah.
Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU Ustadz Mukhlas
Syarkun membenarkan Masjid Al Aqsa merupakan salah satu masjid pertama di
dunia.
Menurut dia, di tempat ini para nabi-nabi
sebelum Muhammad SAW telah menorehkan beragam kisah.
Di antaranya adalah tempat di mana Nabi
Zakariya bermunajat memohon diberi putra walaupun sudah usia tua.
Allah SWT pun kemudian mengabulkan doanya
dengan memberi putra bernama Yahya.
Masjid Al Aqsa juga merupakan tempat iktikaf
(berdiam diri di dalam masjid) Siti Maryam, ibu Nabi Isa As.
Pria asal Lamongan itu menjelaskan, Allah swt
telah memberikan keutamaan bagi hambanya yang beribadah di Masjidilharam. Yaitu
dilipatgandakan pahalanya hingga 1.000 kali.
“Dalam hadits disebutkan barang siapa salat
di Masjidilharam, maka pahalanya dilipatgandakan 1.000 kali,” ujarnya.
Dua masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Di mana kemudian Rasulullah SAW bermi’raj
menghadap Allah Swt untuk menerima perintah salat.
Masjid Al Aqsha kemudian dijadikan kiblat
salat pertama sebelum kemudian dialihkan ke Kakbah di Makkah berdasarkan
perintah Allah pada surat Al-Baqarah ayat 144.
“Sesungguhnya Kami lihat muka engkau
menengadah-nengadah ke langit, maka Kami palingkan lah engkau kepada kiblat
yang engkau ingini. Sebab itu palingkanlah muka engkau ke pihak Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu semua berada
palingkanlah mukamu ke pihaknya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab
mengetahui bahwasanya itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan tidaklah
Allah lengah dari apapun yang kamu amalkan.”
Masjid Al-Aqsa atau disebut juga Bait
Al-Muqaddas (Al-Quds) terletak di Kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama
wilayah Al-Haram Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah
atau Temple Mount/Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasrani.
Sementara Masjidilharam terletak di Makkah,
Saudi Arabia.
Penyebaran Masjid
Masjid kemudian dibangun di
daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar
Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab
pada tahun 640.
Sejak saat itu, Ibukota Mesir, Kairo dipenuhi
dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara.
Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan
sebagai rumah sakit.
Masjid di Sisilia dan Spanyol
tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa
Moor. Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam
kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi,
seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid
Masjid pertama di Cina
berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali
di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina. Masjid di
bagian barat Cina seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, dimana
di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Cina, seperti di
daerah Beijing, mengandung arsitektur Cina.
Masjid mulai masuk di
daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India
mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang
berbentuk seperti bawang.
Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama,
Delhi.
Masjid pertama kali
didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, dimana pada saat itu
orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah
Aya Sofya, dimana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah
katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang
unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang.
Masjid di Kesultanan
Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil
di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan
mihrab dalam satu masjid.
Sampai saat ini, Turki merupakan rumah dari
masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.
Secara bertahap, masjid
masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat
mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke
Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti Munich, London dan Paris memilki
masjid yang besar dengan kubah dan menara.
Masjid ini biasanya
terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para
muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah
masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim
dalam jumlah yang cukup banyak.
Masjid pertama kali muncul
di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika
Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir
1920an.
Bagaimanapun, semakin
banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia
Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis.
Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar
2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di
Amerika Serikat didirikan.
DiIndonesia, Masjid Pertama
ternyata masih menjadi perdebatan, ada yang bilang Masjid Baiturahman di Aceh adalah
Masjid Pertama di Indonesia, dan dari banyak Situs yang ada, Masjid Pertama di
Indonesia ternyata yang memberi nama adalah orang Tionghoa!, yaitu Laksamana
Cheng Hoo, dengan Masjid Muhamad Cheng Hoo,,
Sholat Jumat Pertama digelar.
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al
Jumuah ayat 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetaahui.”
Tak berselang lama setelah perintah tersebut
turun, Rasulullah SAW pun mengajak umatnya untuk mengerjakan salat Jumat.
Lantas kapan dan dimana momentum itu terjadi?
Sejarah kota Madinah mencatat, ketika Rasul
SAW memutuskan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau sempat membangun
masjid.
Masjid pertama yang dibangun adalah Masjid
Quba, yang terletak di kampung Quba, berjarak sekira empat kilometer di sebelah
selatan Masjid Nabawi.
Setelah mendirikan masjid ini, Rasul bersama
dengan sahabat Abu Bakar as-Siddiq melanjutkan perjalanan menuju Madinah.
Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, beliau singgah di kampung Bani Sulaim.
Bertepatan dengan Jumat,
dan waktunya sudah menjelang salat zuhur, Rasul lantas mengajak para sahabat
dan kaum muslimin yang ada pada saat itu, untuk mendirikan salat Jumat.
Salat Jumat tersebut
dilaksanakan Rasul SAW di sebuah lembah yang terletak di Kampung Bani Sulaim.
Letaknya berdekatan dengan Masjid Quba. Menurut Junaidi Halim dalam bukunya
Makkah-Madinah dan Sekitarnya, nama lembah tersebut adalah Wadi Ranuna. Sebagai
peringatan atas pelaksanaan salat Jumat itu didirikanlah sebuah masjid di
lokasi yang kemudian diberi nama Masjid Jumat.
Menurut Hanafi al-Mahlawi
dalam Al-Amakin al-Masyhurah fi Hayati Muhammad SAW, salat Jumat yang
dilaksanakan di lokasi tersebut merupakan salat yang pertama kali. Sebab,
sebelumnya beliau kesulitan melaksanakan salat Jumat karena kuatnya tekanan dan
penindasan yang dilakukan kafir Quraisy terhadap kaum Muslim.
Informasi di atas dibenarkan
Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU KH Abdul Ghoni saat berbincang dengan okezone
di Jakarta. Menurut dia, perintah ibadah salat Jumat tidak turun bersamaan
dengan perintah salat lima waktu dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
Kewajiban tersebut baru turun setelah ada
firman Allah dalam surat Al Jumuah ayat 9.
“Dan di Masjid Jumat-lah, ibadah salat Jumat
pertama kali dilaksanakan,” ujar pria yang sudah sering berkunjung ke Madinah
itu.
Ada pendapat yang
menyatakan bahwa lokasi pelaksanaan salat Jumat waktu itu terletak di sisi
kanan jalan dari Quba menuju Madinah. Ada pun jumlah kaum Muslim yang
mendirikan salat Jumat ketika itu mencapai seratus orang. Menurut HM Iwan Gayo
dalam Buku Pintar Haji dan Umrah, Masjid Jumat berukuran 7 x 5,5 meter persegi.
Kini Masjid Jumat menjadi
salah satu tempat yang kerap dikunjungi jamaah haji dari berbagai negara. Akan
tetapi, jamaah haji yang berkunjung ke sana hanya bisa berdoa di luar pintu,
karena masjid tersebut hanya dibuka pada waktu-waktu salat saja.
Perlu diketahui, kewajiban melaksanakan salat
Jumat juga ditegaskan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau: “Salat
Jumat itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjamaah, kecuali
empat golongan yaitu budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sedang menderita
sakit.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
Selanjutnya dalam hadits
yang diriwayatkan Abul Ja’ad adh-Dhumasry RA. Rasulullah SAW
bersabda,”Barangsiapa meninggalkan tiga kali salat Jumat karena menganggap
enteng (malas) tanpa alasan yang bisa diterima, niscaya Allah SWT akan menutup
hatinya.”
C.
ADAB DALAM MASJID
Adab-adab
mesjid berdasarkan AlQur’an dan Sunnah
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam surat AtTaubah:18
{ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا
اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ }
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat dan
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali Allah, maka
mudah-mudahan mereka termaksud orang yang mendapatkan petunjuk.”
Seorang ciri dari muslim yang
beriman mereka adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan mesjid dengan
memperhatikan adab-adabnya sebagaimana diajarkan didalam alQur’an dan sunnah.
Berikut ini adalah adab-adab mesjid yang perlu diperhatikan
:
- Memakai pakaian yang bagus serta menutup aurat,
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Qs.AlA’raf : 31
{يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا واشربوا ولا تسرفوا إنه
لا يحب المسرفين}
“Wahai anak keturunan adam, pakailah pakaianmu yang bagus
pada setiap(memasuki) masjid..”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :
إن الله جميل يحب الجمال،
“Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai yang
indah-indah”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا صلى أحدكم فليلبس ثوبيه، فإن الله أحق من يُتزينُ له
“Apabila salah seorang kalian shalat maka kenakanlah dua
pakaian, maka sesungguhnya Allah adalah zat yang lebih berhak agar seseorang
berhias kepadanya”.(Hr.Thabrani/AlAwsath/Lihat disilsilah hadits shahih/syekh
alBani)
Berwudhu sebelum berangkat kemesjid dan memperbanyak langkah
kemesjid :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا
ويرفع به الدرجات) ؟ قالوا: بلى يا رسول الله . قال : (إسباغ الوضوء على المكاره،
وكثرة الخطى إلى المساجد
“Apakah kalian mau aku tunjukan kepada apa-apa yang Allah
menghapus dengannya dosa-dosa dan mengangkat dengannya derajat?, para shahabat
berkata,”tentu ya rasulallah!”, beliaupun bersabda, “sempurnakanlah whudhu dan
perbanyaklah langkah menuju mesjid…”(HR.Muslim)
- Menjawab azan muadzin
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول
المؤذن
“Apabila kalian mendengar azan maka ucapkanlah seperti yang
diucapkan oleh muadzin” (HR.Bukhori)
- Memperjauh langkah menuju mesjid, karena semakin jauh langkah semakin banyak pahalanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن أعظم الناس أجراً في الصلاة أبعدهم
إليها ممشى فأبعدهم،
“Sesungguhnya orang yang paling banyak pahalanya ketika
shalat adalah orang yang paling jauh berjalan menujunya(Shalat
dimesjid)..”(Mutaffaq ‘alaihi)
- Berjalan kemasjid dengan tenang, meskipun sudah iqomah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إذا سمعتم الإقامة فامشوا إلى الصلاة،
وعليكم بالسكينة والوقار، ولا تسرعوا
“Apabila kalian mendengar iqomah maka berjalanlah(jangan
lari) menuju shalat dan hendaknya kalian tenang dan tidak tergesa-gesa..”
- Berdoa ketika masuk dan keluar mesjid dengan doa yang datang dari nabi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إذا دخل أحدكم المسجد فليقل: اللهم
افتح لي أبواب رحمتك، وإذا خرج فليقل: اللهم إني أسألك من فضلك
“Apabila salah seorang dari kalian masuk ke masjid, maka
ucapkanlah : “اللهم افتح لي أبواب رحمتك”Ya Allah, bukalah untukku
pintu-pintu rahmatmu”, dan apabila keluar (dari masjid) maka ucapkanlah. “اللهم
إني أسألك من فضلك”Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadamu akan
karuniamu”.(HR.Muslim)
- Mendahulukan kaki kanan ketika masuk mesjid.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :
كان النبي يحب التيمن ما استطاع في
شأنه كله في طهوره وترجله وتنعله
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai memulai dari
sebelah kanan dari apa yang beliau bisa dari seluruh keadaannya (seperti)
ketika taharah, menyisir dan memakai sandal”.(Mutaffaq ‘alaihi)
- Shalat tahiyyatul masjid
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
(إذا دخل أحدكم المسجد فلا يجلس حتى يصلي ركعتين)
“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka
janganlah ia duduk sehingga dia shalat dua rakaat”.(Muttaffaq ‘alaihi)
- Disunnahkan shalat mendekati sutrah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إذا صلى أحدكم فليصل إلى سترة، وليدن
منها.
“Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka shalatlah
(dengan menghadap) ke sutrah, dan mendekatlah dengannya(sutrah)”.(HR.Abu daud
dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh syekh Albani)
- Jangan melintas dihadapan orang yang shalat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لو يعلم المار بين يدي المصلي ماذا
عليه لكان أن يقف أربعين خيراً له من أن يمر بين يديه
“Seandainya orang yang melintas dihadapan orang yang shalat
mengetahui akan apa yang terjadi padanya, niscaya dia akan rela untuk
berdiri(menunggu) selama 40 (hari/bulan/tahun) dari pada melintas
dihadapannya”.(Mutaffaq ‘Alaihi)
- Mengucapkan salam kepada orang yang berada dimasjid.
Dari abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Beliau berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ
فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ السَّلَامَ
“bahwasannya nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk
kemasjid dan kemudian masuk(pula) seorang laki-laki maka kemudian (laki-laki)
itu shalat dan kemudian menghampiri (Rasulullah saw) dan mengucapkan salam,
maka nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“’alaikassalam”.”(HR.Bukhori)
Sahabat melakukan hal itu yaitu salam karena mengamalkan
perintah nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ
إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman, dan
tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, dan tidaklah kalian
saling mencintai, apakah, kalian mau aku tunjukan sesuatu yang apabila kalian
mengamalkannya kalian akan saling mencintai?”sebarkanlah salam diantara
kalian!!”(HR.Bukhori)
Dan bagi yang diberi salam wajib baginya untuk menjawabnya,
berdasarkan hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ
“Haq seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima,
yaitu : menjawab salam….”(Muttafaq ‘alaihi).
- Tidak bersiul dan bertepuk tangan karena hal itu meniru perbuatan orang-orang musyrik Qurais, Allah Azza wa jalla berfirman dalam surat al-Anfal :35:
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ
الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ
تَكْفُرُونَ
“dan shalat mereka(orang-orang musyrik) disekitar baitullah,
tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan..”
- Tidak melakukan hal-hal yang sia-sia dimesjid kecuali 3 hal :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا
تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak layak sedikitpun dari
kencing ini dan kotoran ini(hal yang sia-sia), akan tetapi masjid-masjid itu
hanyalah untuk zikrullah azaa wa jalla (mengingat Allah/ menuntut ilmu) shalat
dan membaca alQur’an”. (Muttafaq ‘alaihi)
- Memanfaatkan waktu antara azan dan iqomat untuk berdoa dan shalat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لا يُرد الدعاء بين الأذان والإقامة
“Tidaklah ditolak doa diantara azan dan iqomah”.(HR.Abu
daud)
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ
“Diantara dua azan(Azan dan iqomah)ada shalat”(Muttafaq
‘alaihi)
- Mendoakan kerugian kepada orang yang berjual beli dimesjid
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ
يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُولُوا لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ
“Apabila kalian melihat orang yang berjual beli
dimasjid, maka doakanlah, “semoga Allah tidak memberikan keuntungan
perdaganganmu”.(HR.AtTirmidzi)
- tidak mencari-cari barang yang hilang dimasjid.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
وَإِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَنْشُدُ
فِيهِ ضَالَّةً فَقُولُوا لَا رَدَّ اللَّهُ عَلَيْكَ
“Apabila kalian melihat orang yang mencari-cari barang yang
hilang (dimasjid) maka doakanlah,”semoga Allah tidak mengembalikan barang itu”.
(HR.AtTirmidzi)
- tidak boleh shalat apapun dimesjid apabila telah iqomat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إذا أقيمت الصلاة فلا صلاة إلاّ
المكتوبة
“Apabilah telah didirikan shalat (jamaah) maka tidaklah
(boleh) shalat apapun selain shalat wajib”.(HR.Muslim)
- tetap menjaga adab-adab Nabawiyah didalam mesjid seperti .
- tidak menguap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ
فَلْيُمْسِكْ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabilah salah seorang dari kalian menguap, maka maka
tahanlah mulutnya dengan tangannya, maka sesungguhnya syetan masuk…”.(HR.Abu
daud, Ibnu majah dan Ahmad)
- Tidak makan dengan Makanan yang membuat bau mulut sehingga mengganggu orang lain, termaksud juga bau rokok. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ
وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى
مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
“Barang siapa yang makan bawang merah, bawang putih dan
bawang bakung maka janganlah mendekati masjid kami, maka sesungguhnya para
malaikat terganggu sebagimana anak adam terganggu”.(Muttafaq ‘alaihi)
- Menjaga mulut dengan bersifak atau menggosok gigi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
“seandainya tidak memberatkan atas umatku, niscaya akau akan
memerintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap shalat”.(Muttaffaq ‘alaihi)
- Merapatkan shaf ketika shalat berjama’ah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
سووا صفوفكم، فإن تسوية الصف من تمام
الصلاة
“Sejajarkan (rapat dan lurus) barisan-barisan kalian,
sesungguhnya sejajarnya barisan termaksud dari kesempurnaan shalat”.(Muttafaq
‘alaihi)
- tidak mendahului imam ketika shalat berjama’ah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّمَا الْإِمَامُ أَوْ إِنَّمَا
جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا…
“Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, apabila dia
telah bertakbir maka bertakbirlah..”.
- Bagi wanita dilarang memakai wangi-wangian jika hendak kemesjid
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ
الْمَسْجِدَ فَلَا تَمَسَّ طِيبًا
“Apabila salah seorang dari kalian mendatangi masjid,
maka janganlah memakai wewangian”.(HR.Muslim)
- Shaf barisan wanita dibelakang laki-laki, semakin jauh kebelakang maka semakin baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا
وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا
“sebaik-baiknya shaf(barisan) laki-laki adalah yang paling
pertamnaya(paling depan) dan seburuk-buruknya adalh paling belakang, dan
sebaik-baiknya shaf perempuan adalah di belakang dan yang shaf yang buruk adalh
didepan”. (HR.Muslim)
D.
CARA-CARA MEMAKMURKAN MASJID
Banyak masjid megah dan luas tapi
jamaahnya kosong. Masyarakat enggan memakmurkan masjid yang telah mereka
bangun dengan susah payah. Saat adzan berkumandang, masyarakat tetap asyik
dengan aktivitasnya. Seolah mereka tidak mendengar panggilan Allah itu. Coba
camkan hadits nabi ini:
“Jika engkau mendengar adzan, maka penuhilah panggilan Allah itu” (HR Thabrani).
“Jika engkau mendengar adzan, maka penuhilah panggilan Allah itu” (HR Thabrani).
Mereka yang enggan memakmurkan
masjid pasti belum tahu keutamaan shalat berjamaah di masjid, fadilah,
urgensi dan ancaman bagi yang meninggalkannya. Kata nabi, mereka belum tahu
keagungannya. Coba simak sabdanya:
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik,
kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka tahu akan
keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (memakmurkan masjid
dengan shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak” (HR
Bukhari Muslim).
Coba camkan hadits di atas! Luar biasa, bukan? Lalu bagaimanakah
cara agar masyarakat bersemangat untuk memakmurkan masjid supaya masjidnya
tidak kosong mlompong?
Salah satu cara memakmurkan masjid yang sudah teruji efektif
adalah dengan kampanye shalat berjamaah secara terus menerus. Yang pasti,
berkampanye untuk masjid dijamin tidak berujung kecewa. Jika
anda berkampanye untuk partai anda, bisa jadi (dan sudah banyak yang mengalami)
kecewa yang amat sangat. Betul?
Nah,
ada tiga cara berkampanye untuk memakmurkan masjid anda:
1.
Pasang spanduk motivasi shalat berjamaah
Saat
kami menuju Ciputat dari arah Parung, di jalan raya banyak ditemukan aneka
spanduk. Hampir setiap jarak 50 meter terpampang spanduk. Ada spanduk properti,
spanduk iklan produk, spanduk pemilu kada dan spanduk iklan lainnya. Tapi…. Tak
satu pun dari spanduk itu yang mengiklankan masjid. So, pantas saja masjidnya
tidak laku! Lha wong tidak anda iklankan.
2.
Sebarkan stiker motivasi shalat berjamaah
Ini juga penting! Mobil anda sudah
terpasang stiker Taman Safari, Mekar Sari atau Sea Word? Kalau sudah sebaiknya
anda lepas, dan ganti dengan stiker motivasi shalt berjamaah. Cara memakmurkan
masjid dengan menyebarkan stiker shalat berjamaah sudah diterapkan di Masjid
Raya Taman Yasmin – Bogor. Selama program berjalan, setiap mobil yang parkir
saat shalat Jumat oleh DKM dipasangin stiker shalat jamaah
Posting Komentar